Sebuah pesawat penumpang yang dijadwalkan mengangkut jemaah haji dari Yaman ke Arab Saudi hancur dalam sebuah serangan udara yang terjadi pada Jumat dini hari di Bandara Internasional Sanaa. Serangan ini diduga kuat dilakukan oleh militer Israel, meski belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Israel hingga saat ini.
Tidak Ada Korban Jiwa, Tapi Ibadah Haji Terhambat
Menurut keterangan otoritas penerbangan sipil Yaman yang berada di bawah kendali kelompok Houthi, pesawat tersebut belum diisi oleh penumpang saat dihantam serangan. Akibatnya, tidak ada korban jiwa secara langsung. Namun, insiden ini berdampak serius terhadap ribuan calon jemaah haji asal Yaman yang rencananya akan berangkat dalam waktu dekat.
Tuduhan Houthi dan Reaksi Keras dari Dalam Negeri
Kelompok Houthi, yang menguasai wilayah utara Yaman, menuduh Israel secara langsung bertanggung jawab atas serangan tersebut. Mereka menyebut tindakan ini sebagai bentuk “terorisme negara” dan menyatakan bahwa penargetan fasilitas sipil, khususnya yang berkaitan dengan kegiatan keagamaan, merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional.
“Serangan terhadap pesawat yang disiapkan untuk membawa jemaah haji adalah kejahatan besar terhadap umat Islam dan kemanusiaan,” tegas juru bicara Kementerian Transportasi Yaman.
Arab Saudi dan PBB Serukan Penyelidikan
Arab Saudi, sebagai tuan rumah penyelenggaraan ibadah haji, menyampaikan keprihatinan mendalam dan menyatakan akan mencari alternatif agar jemaah asal Yaman tetap dapat berangkat. Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan penyelidikan independen dan menuntut semua pihak untuk tidak menjadikan infrastruktur sipil sebagai target serangan.
Ketegangan Regional Meningkat
Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan kelompok-kelompok pro-Iran di Timur Tengah. Houthi dikenal memiliki hubungan erat dengan Iran dan kerap menunjukkan solidaritas terhadap perjuangan Palestina. Serangan terhadap fasilitas sipil yang berkaitan dengan ibadah menambah ketegangan yang sudah tinggi akibat konflik di Gaza dan Lebanon.
Konflik Berkepanjangan Memperburuk Krisis Kemanusiaan
Yaman telah mengalami konflik bersenjata berkepanjangan sejak 2014, yang telah menyebabkan krisis kemanusiaan terburuk di dunia menurut data PBB. Serangan terhadap pesawat haji ini menjadi simbol betapa konflik telah merampas hak-hak dasar rakyat, termasuk hak beribadah.